KONSEP
PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN
A. KONSEP PAIKEM
1.
Pembelajaran Aktif
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor
penting, kegiatan aktif ini seharusnya tidaklah hanya berupa keterlibatan
secara fisik belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah keterlibatan
mental/intelektual, khususnya keterlibatan intelektual-emosional.
Contoh
dari keterlibatan mental adalah mendengarkan ceramah, berdiskusi, melakukan
pengamatan, memecahkan masalah, dan sebagainya. Keterlibatan emosional dapat
beebentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, sikap, menguatnya motivasi, dan
sebagainya dalam pembangunan ranah afektif. Demikian pula halnya keterlibatan
fisik dalam berbagai perbuatan langsung dengan balikannya yang spesifik dan
segera dalam upaya pembentukkan/pengembangan ranah psikomotorik.[1]
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
upaya mengoptimalkan keaktifan murid dalam belajar, baik dipandang dari pihak
pembelajar, maupun dari pihak pengelola proses pembelajaran. Prinsip-prinsip
itulah yang harus diperhatikan dalam menerapkan CBSA, yaitu: (Sulo Lipu La
Sulo, 1990: 9-10):
1.
Penumbuhan motivasi, baik motivasi
intrinsik maupun ekstrinsik;
2.
Pemantapan latar dari materi yang
akan dipelajari, khususnya pemberian apersepsi/kaitan;
3.
Megupayakan keterarahan kepada suatu
fokus;
4.
Belajar sambil bekerja, sambil
bermain, ataupun kegiatan lainnya;
5.
Penyesuaian dengan perbedaan
individual;
6.
Peluang untuk bekerjasama dengan
berbagai pola interaksi;
7.
Peluang untuk menemukan sendiri
informasi/konsep;
8.
Penumbuhan kepekaan mencari masalah
dan memcahkannya;
9.
Mengupayakan keterpaduan, baik
asimilasi maupun akomodasi kognitif.
Unutk mewujudkan prinsip-prinsip belajar diatas, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran, antara lain (Sulo Lipu La Sulo, 1990: 10):
1.
Mengupayakan variasi kegiatan dan
suasana belajar dengan penggunaan berbagai strategi pembelajaran;
2.
Menumbuhkan prakarsa siswa untuk
aktif dan kreatif dalm kegiatan pembelajaran;
3.
Mengembangkan berbagai pola
interaksi dalam pembelajaran, baik antara guru dan siswa maupun antar siswa;
4.
Menggunakan berbagai sumber belajar,
baik yang dirancang/by design (buku pelajaran, media pembelajaran, model
kerangka manusia, dll) maupun yang dimanfaatkan/by utilization (tumbuhan,
hewan. Lingkungan, pasar, dll);
5.
Pemantauan yang intensif dan diikuti
dengan pemberian balikan yang spesifik juga segera.
2.
Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan cara
mengadaptasi model-model pembelajaran menyenangkan yang bisa membuat siswa
terbebas dari kejenuhan-kejenuhan pemnbelajaran. Guru mencoba untuk menanamkan
pemikiran “Learning is fun” kepada para peserta didiknya.[2]
3.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan
kreatifitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang,
membuat keerajinan tangan, mempraktekkan kesenian, dll) maupun pengembangan
kemampuan berpikir kreatif.
Kreativitas merupakan tahap paling tinggi dalam pengembangan
kemampuan berpikir kreatif pada diri siswa. Guru sebagai fasilitator pun,
4.
Pembelajaran Efektif
Aspek efektifitas pembelajaran merupakan kriteria penting
dalam setiap pembelajaran. Pembelajaran yang efktif adalah pembelajaran yang
mendidik, yang secara serentak dapat memenuhi dua sisi penting dari tujuan
pendidikan di sekolah, yakni:
1.
Memiliki/menguasai ilmu
pengetahuan,teknologi, dan seni (IPTEKS), dan
2.
membangun diri pribadi sebagai
pemanggung eksistensi manusia.
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan,
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bagsa, betujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi menusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif mensiri dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
5.
Pembelajaran Mneyenangkan
Pembelajaran menyenagkan merupakan pembelajaran yang
didesain sedemikian rupa sehingga memberikan suasana penuh keceriaan,
menyenagkan, san yang paling utama, tidak membosankan, kepada peserta didik.
Pembelajaran yang menyenangkan, harus didukung oleh keamanan lingkungan,
relevansi bahan ajar, serta jaminan bahwa secara emosional akan memberikan
dampak positif.[3]
Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif (belajar sambil
bermain). Pembelajaran sambil bermain itu dapat merupakan selingan yang
menyenangkan bagi murid, yang dapat disertai dengan pemberian hadiah bagi murid
yang tidak pernah membuat kesalahan.
Berikut adalah beberapa cotoh pembelajaran menyenangkan
(Dadan Djuanda, 2006, dalam Konsorsium……., 2006: 161-171):
1.
Bisik Berantai,
2.
Lihat dan Katakan,
3.
Operasi Hitungan dengan Kartu,
B.
PRINSIP-RINSIP PAKEM DALAM
PEMBELAJARAN
Prinsip-prinsip pembelajaran PAKEM antara lain:
1.
Mengalami,
2.
Komunikasi,
3.
Interaksi, dan
[1] Laksmi Dewi, Masitoh, Strategi Pembelajaran,
(Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen gama RI: 2009) h. 260